Magang Mandiri BPIU2K (Internship Experience)

Kembali berjumpa dengan saya, semoga tahun 2020 ini menjadi tahun yang menakjubkan bagi kita semua!
Welcome back to this blog, I hope 2020 will be a good year with a lot of unforgettable memories!

BPIU2K or National Broodstock Centre for Shrimp & Mollusk front gate

Disini saya akan bercerita mengenai kegiatan magang mandiri saya bersama orang teman dari Akuakultur 2018 yaitu Fathur, Ave, dan Daris. Magang kali ini kami laksanakan di Balai Produksi Induk Unggul Udang dan Kekerangan (BPIU2K) Desa Bug-bug, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Kegiatan kami dimulai pada 23 Desember 2019 hingga 6 Januari 2020. Apakah anda penasaran dengan perjalanan kami sebelum dan sesudah magang? Cekidot pada post berikutnya!
Here I will write about the internship I did with 3 of my friends from Aquaculture Class of 2018. They're Fathur, Ave, and Daris. We did the internship at National Broodstock Center for Shrimp and Mollusk (BPIU2K) Bug-bug Village, Karangasem Regency, Bali. From 23 December 2019 to 6 January 2020. We did a lot. Are you curious about how we managed from Yogyakarta to Bali? Check out on my next post!

Pada tanggal 23 Desember 2019, kami menuju Desa Bug-bug, Karangasem bersama Bapak Joko S. (Bapaknya Daris) dengan mobil kantor. Sesampainya di Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan Karangasem (BPIU2K) yang berjarak 55 km dari Pantai Sanur, kami bertemu dengan beberapa pegawai, lalu diarahkan menuju asrama. Asrama disini cukup besar, dengan 3 kamar. Tiap kamar berisi 4 kasur yang disusun atas-bawah. Beberapa kamar dilengkapi AC, tapi ya apa yang mau diharapkan dari asrama hehe. Kondisi datang masih kurang bersih, kamar mandi dan dapur juga begitu. Maka kita langsung saja bersih-bersih.
On 23 December 2019, we arrived at BPIU2K (It's 55 km from Sanur Beach) with help from Daris's father, Mr. Joko S., using work's car. We met several personnel from the office and then stayed at Guest House or just simply Dormitory. The guest house is pretty big with 3 bedrooms and 2 bathrooms. Each bedroom has 2 pair of bunk beds. Some room is equipped with AC, but it has been pretty rundown and no trace of maintenance. We cleaned up the place, including the kitchen area.

Poor refugees. Our bunkbeds at BPIU2K guest house

Di BPIU2K terdapat mushola umum, ada AC, galon, enak dah kalo sholat disini pokoknya. Cuma ya ga ada adzan karena menghormati warga sekitar. Selain itu terdapat perumahan pegawai, kantor utama, laboratorium uji, dan satu lagi bangunan pelayanan publik. Terdapat NC (Nucleus Center) untuk tempat pembenihan udang dan kultur pakannya. Lalu terdapat pula MC (Multiplication Center) untuk tempat pembesaran induk udang. Selain itu terdapat tambak uji coba A1, A2, B1, B2, B3, dan C. Infrastruktur seperti pompa bibir pantai, tandon air, dan kolam pengobatan pun ada. Sisi pantai balai saat ini sedang proses dipagari.
Here in BPIU2K there is public mosque with AC and water gallon to drink. There are also lot of  employee houses, main office building, test laboratory, and public servant building. The core building are Nucleus Center (NC) and Multiplication Center (MC). NC is used to breed shrimps and MC is used to grow the shrimps into fine adult shrimps. There are also testing ponds, main pump, reservoirs, and treatment ponds. 

Hari pertama magang, 24 Desember 2019, kami mengikuti panen induk di MC 6 bersama beberapa pegawai lain seperti Pak Komang, Pak Bagus, Pak Guna, Pak Giri, Pak Sugiarta, Pak Yoga, dll. Proses pemanenan induk yaitu menyiapkan box-box stirofoam, lalu menyediakan air yang bersuhu rendah antara 18-20 C dengan aerasi. Kami menggunakan bantuan es dan selang O2. Setelah itu, kolam jantan dan betina yang terpisah dipanen dengan menggunakan jaring. Disortir kualitas indukan jantan dengan melihat gonadnya di antara kaki ke-4 dan 5. Indukan yang dipanen adalah induk dengan ukuran 30 up, yaitu diatas 30 gram. Untuk jantan, gonad berupa sperma akan terlihat kantung sperma berwarna putih. Apabila kantung sperma terdapat noda coklat hitam, berarti kualitas gonad kurang baik. Hal ini bisa disebabkan karena umurnya yang melebihi masa optimal reproduksi. Selain itu dilihat dari fisik seperti daging di abdomennya. Apabila keropos atau kurus, maka indukan tersebut dieleminasi juga. Untuk induk betina dilihat dari gonadnya yang berwarna kuning dan fisiknya yang baik seperti jantan.
We spent the first day harvesting adult shrimps at MC 6 with several other workers. The harvesting process begins with preparing polystyrene boxes and 18-20 degree of Celcius. The separated ponds of Male and Female adult shrimps is harvested using net. We sort the quality of adult shrimps by seeing their gonads and their sizes. Good adult shrimps is weighed 30 gram and higher. For male shrimps, we saw their sperm sac between the 4th-5th leg. If the sperm is black then it's not good, if the body is thin then it's also not good. For female shrimp we saw their yellow gonads. 

We feed them shrimps 5 meals a day

Induk-induk unggul itu dipacking di dalam plastik-plastik yang diisi 7 liter air untuk 7 buah induk. Di dalam plastik ada sedikit batu-batu kecil warna hitam, itu adalah karbon untuk menyerap eksresi udang selama proses pengiriman. Plastik-plastik itu dibungkus dengan mengisi O2 murni terlebih dahulu, lalu dipacking kedalam kotak stirofoam yang diisi es. Kotak-kotak tersebut kemudian dimuat ke dalam mobil bak terbuka lalu dikirim menuju tempat tujuan. Selain itu, 1 kotak sengaja ditinggal di BPIU2K sebagai kontrol kualitas. Apabila pengiriman ketika sampai udang mati, dan kotak di BPIU2K hidup, berarti matinya udang dikarenakan kesalahan pengiriman. Tujuan dari pemberian air dingin adalah untuk membius udang supaya tidak banyak aktivitas ketika perjalanan pengiriman. Selain itu pemberian O2 murni adalah meningkatkan kandungan DO pada air.
Good adult shrimps then will be packed in bags, 7 liter of water for 7 shrimps. We also added small amount of carbon to absorb excretion during transport period. The bags then filled with pure O2 then packed within polystyrene boxes. We then send them to their destined buyer. We left one box purposefully to control the quality of the other boxes.

Pagi hari 25 Desember 2019. Kegiatan hari ini kurang lebih sama dengan kemarin, jadi kita bahas kegiatan non-teknis saja ya disini. Di asrama, biaya adalah Rp 25.000 per malam, dan bisa dikurangi dengan surat keringanan biaya dari kampus menjadi Rp 10.000, lumayan kan? Kita disediakan penanak nasi, kompor gas, kulkas, air, serta kasur. Oiya malam hari kemarin ada tamu peserta magang dari Universitas Mataram. 2 orang cewek. Mereka mau magang di Unit Kekerangan yang terletak di Desa Tigaron, Kubu, yang masih didalam kawasan Karangasem.
The morning of 25 December, it's a holiday so we got no work. Well, let's talk about other things. The guest house. We had to pay Rp 25.000 per night (~2$/night) and could be reduced to Rp 10.000 (<1$). It's pretty cheap price to pay considering we got rice cooker, gas stove, refrigerator, water and bed. And the rundown AC of course. By the way, we got guests from Mataram University, 2 girls that will do their internship at Mollusk Unit at Tigaron Village, Kubu, still in Karangasem regency.

Hari ketiga 26 Desember 2019 diadakan apel rutin. Apel kali ini diisi oleh Bapak Winarno selaku Kepala BPIU2K yang baru. Lalu ada sambutan untuk kami mahasiswa magang. Selanjutnya Ave dan saya seperti biasa, rutinitas teknis di pembesaran udang yaitu pemberian pakan. Pakan tersebut ada pakan segar dan pakan buatan. Pakan segar dari daging kerang, dan pakan buatan berupa pelet. Ada juga proses penjarangan, yaitu untuk menurutkan padat tebar, dan sampling, untuk memperkirakan bobot udang. Ada juga proses pengurasan air, dan pemberian probiotik pada udang.
The third day, 26 December, there is muster call each morning and evening when it's workday. The assembly was lead by Mr. Winarno as the new Head of BPIU2K. After that we continue to do our routine work.  Feeding shrimps with pellet, minced meat of fresh clam and squid combo. Aside from feeding, there is also thinning, sampling, siphoning, giving vitamins and probiotics. 

Omong-omong, kalian penasaran bagaimana kami masih bisa tetap hidup? Tentu dengan makan lah. Kami membeli beras 5 kg seharga Rp 50.000, telur 1 pack berisi 30 butir seharga Rp 45.000, garam, gula, kecap manis, kecap asin, mi instan, nugget beku, kental manis alias susu kaleng, kopi, aqua 1.5 L, dan beberapa jajan lainnya. Mau tau yang kurang? Kita butuh asupan sayur dan daging! Hari-hari berlalu dengan keseharian yang telah akrab dengan kami. Apel pagi, memberi pakan setiap 4-5 jam, mencuci bak pembesaran, penjarangan, pemberian probiotik, pemberian kapur, grading, dan apel sore.
Well, now, let's be real here. What's the living cost in Karangasem actually takes? We bought 5kg of rice for 50,000 rupiah (around 4 $), 1 cartoon of eggs were about the same (30 eggs), salt, sugar, sweet soy sauce, salty soy sauce, instant noodles (you can get 2 of them for a dollar), chicken nugget, canned milk, coffee, 1.5 liter of water is 0.50$, and several other prepared food. We also bought canned beef meat, etc.

Cooking. Lots and lots of Indomies (Indonesian instant noodle). Stupid camera makes the image look distorted.

30 Desember 2019, datang teman-teman kami dari UNAIR yakni Akuakultur cabang Banyuwangi. Jumlahnya 11 orang dan menginap di Kota Amlapura. Terlepas dari itu, kami diajak makan siang bersama oleh Pak IBM, mantan kepala BPIU2K periode 2015. Beliau ini lulusan Jurusan Perikanan Universitas Gadjah Mada tahun 1984. Sambil bercerita tentang pengalaman beliau, kami diberi semacam wejangan, yakni 5 hal yang menjadi permasalahan akuakultur di Indonesia di masa kini dan yang akan datang.
On 30th December, our friends from UNAIR Aquaculture came. Those 11 stayed at Amlapura. Well, nothing much happened. In the afternoon, we were invited to lunch with Mr. IBM. He used to be BPIU2K Headchief for 5 years (2015-2019). Unsurprisingly, Mr IBM was a fisheries student too at UGM. He finished his undergraduate in 1984. He told us a lot of story and his experiences.

Hafidz Fathur collecting Shrimps larva
Aveananta keeping the feed amount on track

31 Desember 2019. Selintas terpikir pertanyaan. Pakan udang selama pembesaran induk bagaimana ya? Berangkat dari pertanyaan itu, aku memperhatikan sekitar. Sebelum itu, mari kita bahas proses kerja di MC. 100,000 ekor benih L. Vannamei dari NC akan dilakukan proses pentokolan / pendederan di 1 bak. Benih tersebut merupakan tahap udang PL (Post Larva) 10. Proses pendederan dilakukan selama 2 minggu hingga tahap udang PL 30 dengan rata-rata SR 80%. Selanjutnya dilakukan perataan benih ke bak lain sejumlah 8 bak dengan masing-masing bak sekitar 10,000 ekor. Akan dilakukan pembesaran selama 2 bulan (umur udang menjadi 3 bulan/120 hari) dengan SR <50%. Manajemen pembesaran di BPIU2K ini rupanya belum maksimal. Nah setelah udang berumur 3 bulan, akan dilakukan proses penjarangan untuk memperkecil padat tebar dengan memindahkannya ke bak besar. Setelah 120 hari dilakukan grading & pembedaan seks, lalu sampai ia berumur 4-6 bulan akan diberi pakan segar berupa tiram/kerang/cumi-cumi.
On the next day, we pretty much did nothing but observe. Shrimp nursery begins with 100.000 Post-Larva 10 of L. Vannamei in a huge tank. After 2 weeks, we moved them to 8 separate ponds with each of them held 10.000 shrimp. We raised them in those ponds for 2 month (SR<50%). Those SR numbers mean maintenance and management at BPIU2K isn't fully optimised. Three months old shrimp then came through grading, determining shrimps sex, and thinning process to lower the density in bigger ponds. We grew them until they're 4-6 months old and ready to be shipped. We feed them fresh clams and squids.


Fresh clams. Smelly smell that smells

3 Januari 2020, kita menguras dan membersihkan tandon air. Sistem irigasi di balai ini yaitu mengambil air laut dari pompa bibir pantai. Pompa dengan filter berupa drum dan ijuk berlengan diletakkan di bawah pasir bibir pantai surut terendah. Hal ini dilakukan supaya selalu bisa menyedot air dan aman pipa dari gangguan di permukaan. Air disedot oleh pompa masuk ke dalam tower di atas dan diendapkan sebentar. Air akan dialirkan ke dalam tandon-tandon yang berjumlah 3. Tandon ini sudah seperti rumah luas yang isinya penuh dengan air. Air selanjutnya dialirkan menuju MC, NC, dan tambak melalui pipa.
On the 3rd of January 2020, we drained and cleaned water tandon. Irrigation system in this facility starts from sea water using beach pump. Pump with filter made from water drum and palm fiber were put inside beach sand, lower than the lowest tide to secure our water supply. Water sucked from pump were put in water tower to precipitate sands etc. Water then streamed to 3 resevoirs to fulfill MC, NC, and ponds needs

Hari berlalu dengan biasa, sampailah kami pada sore hari 6 Januari 2020. Kami berpamitan dengan karyawan dan pegawai kontrak balai untuk melanjutkan perjalanan kami.
Days goes by quickly. Because of our intern contract were only for 2 weeks, in the 6th January afternoon we said our goodbye to BPIU2K employee and continue

Ya kira-kira seperti itu catatan harian kami. Mengapa tidak lengkap? Ya tentu karena ini magang mandiri, durasi hanya 2 minggu dan tidak ada beban akademik. Hehe. Laporan tidak perlu kami tulis maupun presentasikan.
*inaudible, hehe, actually I am too lazy to write*

Terimakasih sudah membaca, bagi kalian yang bosan, lihat saja gambar diatas! Sayonara!
Thank you for reading until the end, sayonara!

Comments

Popular posts from this blog

Tahun Pertama Kuliah (My First Year in College)

Semester Enam Masih Daring (6th Semester Still Online)

3rd Semester Holiday Part 1